Perpanjang SIM C Online: Niatnya Gabut, Ending-nya Dikejar Deadline
Artikel Pengalaman[Perpanjang SIM C Online: Niatnya Gabut, Ending-nya Dikejar Deadline]
Hari itu, 4 Juni 2025. Cuaca mendung, jalanan lengang, dan hati tenang—setidaknya sebelum pikiran mulai ngajak diskusi.
Pulang kerja, entah kenapa, kok rasanya ada yang ngganjel. Kayak habis ngelupain sesuatu yang penting. Tapi apa? Bensin.. full, jas hujan nggak ketinggalan..
Lalu ting!
"SIM!"
Iya, Surat Izin Mengemudi. SIM C saya. Ingatan langsung nendang ke kenyataan bahwa bulan lalu, bulan Mei, adalah bulan kelahiran saya. Yang artinya... SIM saya expired dong?! 😨
Seketika panik. Motor langsung saya pinggirin, buka dompet, ambil SIM, dan... scan mata seperti detektif CSI. Di pojok kanan bawah: "Berlaku sampai: 04-07-2025"
Lho?
Bukannya Mei? Bukannya expired kemarin-kemarin?
Ternyata... oh iya! Saya baru ingat, dulu terakhir kali perpanjang SIM itu pas masa PPKM Covid. Satpas tutup, dan ada kebijakan perpanjangan massal. Jadi SIM yang mestinya expired di Mei, dapat jatah mundur sampai Juli. Alhamdulillah masih selamat sebulan lagi... 🙏
Tenang... tenang... hidup ini tidak sesingkat isi bensin motor beat.
Gabut Berujung Serius
Sampai rumah, karena sudah kadung panik dan keringetan, saya iseng cari tahu soal perpanjangan SIM online. Katanya zaman sekarang lebih gampang, tinggal install aplikasi Korlantas POLRI, isi data, bayar, kirim, jadi.
Kata siapa gampang?
Download sih cepet. Tapi pas mau daftar? Selalu gagal.
Entah server-nya lagi puasa sore itu, atau jaringan saya yang mirip sinyal kehidupan mantan—kadang muncul, kadang ghosting.
Akhirnya saya tinggal dulu, ngadem sambil makan dan mandi. Malamnya, sekitar jam 9, iseng buka lagi. Eh... langsung bisa daftar! 😁
Mulailah saya nonton tutorial, baca-baca blog, nonton TikTok orang-orang yang katanya sukses perpanjang SIM sambil rebahan. Lalu karena belum ngantuk, saya coba lanjut prosesnya.
Tes Psikologi di Tengah Malam
Prosesnya lumayan juga. Harus isi form kesehatan dulu, lalu masuk ke tahap Tes Psikologi.
Biayanya 57.500. Murah sih. Tapi pertanyaannya... nggak murah.
"Anda sering merasa sedih tanpa sebab?"
"Anda ingin menyakiti seseorang?"
"Anda sering tidak bisa tidur karena memikirkan masa depan?"
Lah, saya kira mau perpanjang SIM, kok jadi nanya hal pribadi? wkwkwk... becanda,,,
Tapi saya jalani, satu per satu, sambil mikir: "Kalau gagal ini, masa iya saya harus terapi dulu baru boleh naik motor lagi?"
Sekitar jam 11 malam lebih, selesai sudah ujian psikologi penuh teka-teki itu. Lulus. Alhamdulillah. Lanjut bayar 110.501 untuk proses perpanjangan SIM.
Total biaya: 168.001. Total waktu: 1 jam 30 menit. Total emosi: campur aduk.
Semua selesai tepat pukul 23:30 WIB, saya tutup laptop sambil tepuk dada: "Gabut malam ini produktif juga, ya."
Plot Twist Seperti Film Korea
Besoknya, saya cerita panjang lebar ke istri.
Saya ceritakan perjuangan melewati tes psikologi yang kayak uji mental jadi orang sabar, dan betapa praktisnya perpanjangan SIM online. Istri mengangguk penuh simpati... atau mungkin setengah ngantuk, saya nggak yakin.
Tiga hari berlalu. Tanggal 7 Juli 2025.
Sore itu, selepas magrib, entah kenapa ada perasaan ganjil. Lagi-lagi, insting muncul. Saya buka kembali aplikasi Korlantas, cek status pengajuan SIM. Masih "diproses."
Lalu saya cek kalender.
Deg.
Sekarang bulan JULI.
Bukan Juni.
JULI!
Tanggal saat itu: 7 Juli 2025.
Berarti... SIM saya expired 4 Juli 2025.
Dan kapan saya daftar perpanjangan?
4 Juli 2025.
Jam 23:30.
WAKTU 30 MENIT SEBELUM EXPIRED!!! 😱
Saya kira waktu itu masih sebulan lagi. Ternyata... itu adalah hari terakhir.
Yang niat awalnya iseng isi waktu gabut, ternyata adalah aksi penyelamatan SIM terakhir di menit-menit injury time! 😭
Kalau malam itu saya malas, mungkin sekarang saya lagi antre bikin SIM baru sambil menghafal rambu-rambu.
Akhirnya...
Proses verifikasi memakan waktu dua minggu. Setiap hari saya cek status SIM kayak lagi nunggu chat balasan dari orang penting.
Tegang, was-was, dan sempat mikir: "Kalau gagal, saya harus ngulang dari nol?"
Tapi alhamdulillah... pada 21 Juli 2025, SIM saya resmi jadi dan dikirim ke rumah.
Namun... ada satu hal.
Tanggal expired SIM baru saya bukan 4 Juli, tapi... 16 Juli 2030.
Ternyata, karena proses cetaknya tanggal 16 Juli, ya sistem nulis expired-nya ikut tanggal itu. Nggak lagi ngikut tanggal awal SIM lama.
Jadi bisa dibilang... SIM ini lahir kembali dari batas waktu yang hampir dilupakan.
Kesimpulan: Jangan Meremehkan Kalender!
Dari kisah ini, saya belajar tiga hal penting:
- Jangan panik duluan. Bisa jadi SIM belum expired, hanya kita yang lupa timeline sejarah hidup.
- Tes psikologi itu penting... dan bikin mikir, "Apakah saya terlalu serius menjalani hidup ini?"
- Dan yang paling utama: Jangan sok yakin bulan ini masih Juni, padahal udah Juli.
Karena bisa saja, niat gabut jam 11 malam itu... adalah satu-satunya alasan kamu nggak perlu ulang bikin SIM dari nol. 😅
Semoga pengalaman ini bisa jadi pengingat buat kamu semua. Jangan lupa cek masa berlaku SIM, jangan percaya sama pikiran sendiri soal tanggal, dan kalau gabut... mending rebahan aja. Aman. Damai. Nggak bikin deg-degan.
Kalau kamu suka artikel ini, silakan share. Dan kalau kamu pernah punya pengalaman kocak soal SIM atau urusan birokrasi lainnya, yuk cerita juga. Biar kita bisa... tertawa bersama dalam duka administratif. 😄🛵📅